Jumat, 15 Januari 2010

KEGIATAN PRAKTIKUM DI SD Part 2

0 komentar
Kegiatan praktikum mata kuliah Kajian Bahasa Indonesia SD tentang apresiasi sastra anak secara reseptif dan produktif, dilaksanakan :
Hari, tanggal : Rabu, 16 Desember 2009
Tempat : SD Karanganyar 01
Alamat : Jalan Raya Walisongo KM 12
Kelas : VI
Jumlah Siswa : 38 anak
Kegiatan : 1. Perkenalan
2. Penyampaian Tujuan Kedatangan ke SD Karanganyar 01
3. Penyampaian Materi Apresiasi Sastra Anak




PERINCIAN KEGIATAN

Perincian Kegiatan Apresiasi Sastra di ruang kelas VI SD Karanganyar 01 adalah sebagai berikut :
Perkenalan
Kami memperkenalkan diri kepada siswa-siswa kelas VI, menyebutkan nama dan asal kami. Antara lain :
1) Lina Daniati sebagai Moderator
2) Siswanto sebagai Penyampai materi tentang puisi anak
3) Fasih Dwi Yuani sebagai Pengapresiasi cerita anak
4) Aditya Hendi Hendarto sebagai Pemakna cerita anak
5) Weni Septya Dewi sebagai Operator
6) Musfiratun Bana sebagai Dokumentator 1
7) Ralistami Esthi Hidayah sebagai Dokumentator 2

2. Penyampaian Tujuan Kedatangan ke SD Karanganyar 01
Kami menyampaikan tujuan kedatangan kami yaitu untuk mengapresiasi sastra secara langsung kepada siswa kelas tinggi agar kami mengetahui seberapa besar minat siswa-siswa SD terhadap karya sastra anak, yang diwakili oleh saudari Lina Daniati.


3. Penyampaian Materi Apresiasi Sastra Anak
a. Penyampaian Puisi
 Anak
Kami memberi kesempatan kepada siswa untuk mendeklamasikan puisi di depan kelas. Kemudian kami memberi stimulus tentang amanat apakah yang dapat diambil dari puisi tersebut. Untuk menarik perhatian siswa agar mau mendeklamasikan puisi di depan kelas, kami akan memberikan hadiah kepada siswa yang berani mendeklamasikan puisi. Ada satu anak yang berani mendeklamasikan puisi di depan kelas dengan judul “Ayah Bunda” yaitu siswa yang bernama Tari.


 Mahasiswa
Pendeklamasian puisi dilakukan oleh saudara Siswanto dengan puisi berjudul “Koruptor” dilanjutkan dengan penyampaian isi puisi tersebut.





b. Penyegaran (Refreshing)
Untuk menyegarkan pikiran siswa agar tidak terlalu jenuh dengan materi yang diberikan, maka kami mempersilahkan salah seorang anak untuk bernyanyi di depan kelas. Ada seorang anak yang berani maju bernyanyi di depan kelas, yang bernama Adit dengan lagu berjudul “Paman Datang”.



c. Penyampaian Cerita Anak Sekaligus Dramatisasi Cerita Anak
 Anak
Kami memberi kesempatan kepada siswa untuk menceritakan sebuah cerita anak di depan kelas. Kemudian kami memberi stimulus tentang amanat apakah yang dapat diambil dari cerita anak tersebut. Untuk menarik perhatian siswa agar mau bercerita di depan kelas, kami akan memberikan hadiah kepada siswa yang berani bercerita. Ada satu anak yang berani bercerita di depan kelas dengan judul cerita “Kancil Mencuri Timun” yaitu bernama Tiara.


 Mahasiswa
Penyampaian cerita anak oleh saudari Fasih Dwi Yuani dengan cerita berjudul “Si Pelit” dilanjutkan dengan penyampaian amanat cerita tersebut oleh saudara Aditya Hendi Hendarto.




Sebagai penutup, kami bersama siswa-siswa kelas VI menyanyikan lagu “Laskar Pelangi” diiringi musik dari Laptop.









Setelah bernyanyi bersama, kami mengucapkan terima kasih kepada adik-adik yang telah berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan apresiasi sastra anak yang kami sampaikan. Kami meminta maaf jika ada kesalahan dan tutur kata yang kurang berkenan kepada siswa.
Untuk mengenang kegiatan kami di SD Karanganyar 01, kami mengabadikan momen terakhir kami di SD tersebut bersama seluruh siswa kelas VI.


Kamis, 31 Desember 2009

Arti Imbuhan

0 komentar
Arti Imbuhan

*
ber- : menambah prefiks ini membentuk verba (kata kerja) yang sering kali mengandung arti (makna) mempunyai atau memiliki sesuatu. Juga dapat menunjukkan keadaan atau kondisi atribut tertentu. Penggunaan prefiks ini lebih aktif berarti mempergunakan atau mengerjakan sesuatu. Fungsi utama prefiks "ber-" adalah untuk menunjukkan bahwa subyek kalimat merupakan orang atau sesuatu yang mengalami perbuatan dalam kalimat itu. Banyak verba dengan afiks "ber-" mempunyai kata yang sama dengan bentuk adjektiva dalam Bahasa Inggris. Sekitar satu dari tiap 44 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini.



*
me-, meng-, menge-, meny-, mem- : menambah salah satu dari prefiks ini membentuk verba yang sering kali menunjukkan tindakan aktif di mana fokus utama dalam kalimat adalah pelaku, bukan tindakan atau obyek tindakan itu. Jenis prefiks ini sering kali mempunyai arti mengerjakan, menghasilkan, melakukan atau menjadi sesuatu. Prefiks ini yang paling umum digunakan dan sekitar satu dari tiap 13 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki salah satu dari prefiks ini.



*
di- : Prefiks ini mempunyai pertalian yang sangat erat dengan prefiks "me-." Prefiks "me-" menunjukkan tindakan aktif sedangkan prefiks "di-" menunjukkan tindakan pasif, di mana tindakan atau obyek tindakan adalah fokus utama dalam kalimat itu, dan bukan pelaku. Sekitar satu dari tiap 40 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini.



*
pe- : Prefiks ini membentuk nomina yang menunjukkan orang atau agen yang melakukan perbuatan dalam kalimat. Kata dengan prefiks ini juga bisa memiliki makna alat yang dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada kata dasarnya. Apabila kata dasarnya berupa kata sifat, maka kata yang dibentuk dengan prefiks ini memiliki sifat atau karakteristik kata dasarnya. Sekitar satu dari tiap 110 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini.



*
ter- : Sekitar satu dari tiap 54 kata yang tertulis dalam Bahasa Indonesia memiliki prefiks ini. Penambahan afiks ini menimbulkan dua kemungkinan.

1.
Jika menambahkan ke kata dasar adjektif, biasanya menghasilkan adjektif yang menyatakan tingkat atau kondisi paling tinggi (ekstrim) atau superlatif. (misalnya: paling besar, paling tinggi, paling baru, paling murah)

2.
Jika menambahkan ke kata dasar yang bukan adjektif, umumnya menghasilkan verba yang menyatakan aspek perfektif, yaitu suatu perbuatan yang telah selesai dikerjakan. Afiks ini juga bisa menunjukkan perbuatan spontanitas, yaitu suatu perbuatan yang terjadi secara tiba-tiba atau tidak disengaja (misalnya aksi oleh pelaku yang tidak disebutkan, pelaku tidak mendapat perhatian atau tindakan natural). Fokus dalam kalimat adalah kondisi resultan tindakan itu dan tidak memfokuskan pada pelaku perbuatan atau bagaimana kondisi resultan itu tercapai.

*
se- : menambah prefiks ini dapat menghasilkan beberapa jenis kata. Prefiks ini sering dianggap sebagai pengganti

KALIMAT EFEKTIF

0 komentar
KALIMAT EFEKTIF


Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi, demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih efektif daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”
Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik berupa essay, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
- Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)

- Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.

- Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)

- Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)

- Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)



2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
- Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)

- Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)

3. Penggunaan imbuhan yang kacau :
- Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)

- Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.

- Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)

- Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4. Kalimat tak selesai :
- Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)

- Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)


5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
- Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)

Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci, menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik, menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.

- Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)

- Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)

- tau à tahu - negri à negeri
- kepilih à terpilih - faham à paham
- ketinggal à tertinggal - himbau à imbau
- gimana à bagaimana - silahkan à silakan
- jaman à zaman - antri à antre
- trampil à terampil - disyahkan à disahkan

6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
- Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)

- Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)

- Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.)



7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)

- Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)

- Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8. Pilihan kata yang tidak tepat :
- Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.)

- Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)

9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
- Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.

Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal? Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?

(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.

- Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri

Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?

(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)
10. Pengulangan kata yang tidak perlu :
- Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)

- Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
- Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)

- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada orang tuanya?)

Rabu, 30 Desember 2009

Metode Pembelajaran Dengan Berbagai Model oleh Pak Umar Samadhy

0 komentar
Metode Pembelajaran Dengan Berbagai Model oleh Umar Samadhy


Pak Umar Samadhy adalah salah satu dosen di PGSD yang sering menjadi seorang pembicara di seminar-seminar. Beliau adalah seorang Dosen Bahasa Indonesia. Berbeda dengan dosen mata kuliah lainnya, pak Umar selalu memberikan metode belajar yang berbeda pada umumnya.


Metode Pembelajaran model diskusi dengan sekelompok anak yang terdiri dari Moderator, Notulis dan Penyaji yang kemudian memberi materi dan membacakan makalah kepada Audien merupakan Model 1, yang biasa digunakan disekolah-sekolah, kegiatan diskusi perkuliahan, maupun dalam seminar-seminar.

Sebenarnya, metode ini terkesan monotone karena yang terlihat lebih aktif adalah Penyaji. sedangkan audien hanya beberapa yang terlihat aktif mengikuti jalannya diskusi, oleh karena itu, hanya beberapa dari audien yang mengerti materi yang disampaikan sedangkan sisanya NOL.

Dari sinilah, muncul pemikiran-pemikiran yang baru untuk menciptakan suatu model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

Kemudian pada proses perkuliahan, Pak Umar menggunakan berbagai macam Model diskusi untuk menambah variasi agar diskusi tidak berjalan monoton diantaranya Model 1 untuk metode yang biasa digunakan pada umumnya,

Model 2 untuk model pembelajaran dengan membagi sekelompok penyaji untuk kemudian mempresentasikan makalahnya pada masing-masing kelompok audien.

Model 3 untuk model pembelajaran dengan membagi sekelompok penyaji untuk kemudian mempresentasikan makalahnya pada masing-masing kelompok audien kemudian mengundi beberapa orang audien (perkelompok diwakili satu orang) untuk menjadi penyaji di kelompok lain.

Model 4 untuk model pembelajaran dengan membagi sekelompok penyaji untuk kemudian mempresentasikan makalahnya pada masing-masing kelompok audien kemudian mengundi beberapa orang audien (biasanya satu kelompok kecil dibagi menjadi dua, yaitu sebagian sebagai tamu, dan sebagian lagi sebagai tuan rumah) untuk mewakili kelompok kecil kemudian menjadi penyaji di kelompok lain.

Model 5 untuk model pembelajaran dengan membagi sekelompok penyaji menjadi dua untuk kemudian mempresentasikan makalahnya pada masing-masing kelompok audien (kelompok audien hanya dibagi menjadi 2 kelompok besar)

Mengkaji Kata Baku dan Tidak Baku

0 komentar
Sekarang ini jarang sekali masyarakat indonesia yang berbicara menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar apalagi menggunakan kata baku.
Berikut saya lampirkan contoh kata baku dan tidak baku yang benar menurut Kajian Bahasa Indonesia oleh Bapak Sukarir :


Kata baku
Aktif
Apotek
Asas
Cabai
Doa
Efektif
Hakikat
Hipotesis
Ijazah
Kategori
Komplet
Kualitas
Kuitansi
Mukjizat
Napas
Nasihat
Risiko
Rubuh
Sintesis
Sistem
Teknik
Telepon
Tobat
Zaman
Zikir

berikut adalah kata tidak baku dari contoh kata baku diatas:

Kata tidak baku
Aktip
Apotik
Azas
Cabe, cabay
Do'a
Efektip, efektive
Hakekat
Hipotesa
Ijasah
Katagori
Komplit
Kwalitas
Kwitansi
Mu'jizat
Nafas
Nasehat
Resiko
Roboh
Sintesa
Sistim, system
Tehnik
Telpon, telfon
Taubat
Jaman
Dzikir

Senin, 28 Desember 2009

Apresiasi Sastra Anak secara Produktif

0 komentar
Disini saya akan sedikit mengulas kembali tentang materi sastra anak-anak. Bahwa sastra anak-anak itu adalah sastra yang sederhana, konkret, di alami anak, mudah dipahami dan lain sebagainya.
Kami mendapat tugas mandiri dari Bapak Umar Samadhy, seperti berikut :
1. menemukan contoh karya sastra anak yang baik pada buku paket, koran, majalah, internet
2. menciptakan sendiri contoh sastra anak yang baik

Nah, pada bagian menciptakan sendiri contoh karya sastra yang baik, saya berinisiatif membuat cerita bergambar untuk anak SD.
Judul cerita saya yaitu Kijang dan Monyet.
Ini dia covernya,

it's my cover :D

dan berikut adalah rangkaian ceritanya,

Di sebuah hutan, hiduplah dua bersahabat, kijang dan monyet. Mereka sudah berteman sejak kecil. Kemana-mana selalu berdua.
Kijang dan Monyet selalu bersama^^

Tapi watak keduanya sangat berbeda.
Kijang sangat baik kepada penghuni hutan lainnya dan suka menolong. sedangkan monyet selalu mau menang sendiri dan rakus.

Kijang punya banyak teman karena dia suka menolong para penghuni hutan lain yang sedang kesusahan, seperti misalnya ketika para penghuni hutan sedang bergotong royong membersihkan sampah di sungai, kijang pun turut serta membantu mereka.

Ataupun ketika berang-berang sedang membuat rumahnya di pinggir sungai. Kijang pula lah yang membantu mengambil ranting-ranting pohon untuk si berang-berang.

Lain halnya dengan monyet, ia sangat usil pada penghuni hutan lainnya. Pernah suatu hari, ia mengusir burung gagak yang tengah tertidur pulas di dahan pohon, hanya agar ia bisa bermain di dahan pohon tersebut.

Begitu pula dengan gajah, ia terpeleset kulit pisang yang dibuang monyet dengan sembarangan.

Gajah terpeleset kulit pisang


Akibatnya tubuh gajah menjadi sakit akibat ulah monyet.

Suatu hari, monyet sedang berjalan-jalan menyusuri sungai dan ia menemukan sebatang pohon pisang yang sudah berbuah namun belum masak.
Ia membayangkan betapa lezatnya pisang-pisang itu jika dimakannya sendiri. Ia tidak mau berbagi dengan penghuni hutan lainnya. maka ia mencari akal supaya penghuni hutan tidak ke sungai.

Monyet pun mulai berjaga di pinggir sungai. Setiap ada penghuni hutan lain yang akan ke sungai, monyet selalu mengatakan bahwa air sungai kotor, tercemar limbah.
Seperti halnya kerbau dan kambing yang tiba-tiba diusir monyet ketika sedang asyik berendam di sungai.

Kerbau dan Kambing diusir dari sungai

Ketika kijang akan minum di sungai, monyet pun mengatakan hal yang sama kepada kijang, bahwa air sungai kotor, telah tercemar limbah. Kijang pun tidak begitu saja percaya kepada monyet.
Ia pura-pura pergi tetapi malah emngintai dari kejauhan apa yang dilakukan monyet. Ternyata monyet sedang menjaga sebuah pohon pisang.

Kijang menjadi tahu apa yang sedang direncanakan monyet. Ia segera memberitahukan hal itu kepada penghuni hutan lainnya. mereka pun membahas masalah itu dan akhirnya sepakat untuk membalas kelakuan monyet yang rakus. Di malam hari, kijang dan yang lainnya segera mengambil pisang-pisang itu.

Keesokan harinya, ketika monyet kembali ke sungai, ia kaget melihat pohon pisangnya sudah tidak ada buahnya lagi. Seketika ia kecewa, ia tidak mendapatkan pisang itu sedikitpun.
Dan ketika kijang akan minum di sungai, monyet tidak lagi mengatakan bahwa air sungai kotor. Monyet membiarkan kijang dan yang lainnya minum di sana. Monyet menyesal, karena niat jeleknya, ia akhirnya mendapatkan balasannya.

Sekian cerita dari saya, semoga kalian semua dapat menikmatinya dan mengambil hikmah yang ada dibalik cerita ini.
;p


diposkan oleh : Musfiratun Bana

Minggu, 27 Desember 2009

Jadwal UAS PGSD UNNES Semester Gasal 2009

0 komentar

Sebentar lagi PGSD akan mengadakan Ujian Akhir Semester, bagi yang belum sempat melihat silakan klik link dibawah ini untuk mendownload jadwalnya:

DOWNLOAD JADWAL UAS PGSD UNNES SEMSTER GASAL 2009

Link ini merupakan link dari Blog Resmi Pgsd Unnes.

Rabu, 23 Desember 2009

kajian puisi anak SD ala pak Karir

0 komentar
Aku Anak Sehat

Aku anak sehat
Setiap pagi makanku banyak
Sayur dan buah tak pernah kulewatkan
Minum susu menjadi kesukaanku
Aku anak sehat
Tubuhku kekar dan kuat
Olah raga tak pernah kulewatkan
Lari pagi bersama teman-teman
Aku anak sehat
Karena ibuku rajin dan cermat
Sejak bayi selalu dijaga dan dirawat
Jika aku sakit segera diajak berobat
Oleh : N.N.
(dikutip dari “Bahasa Indonesia III” halaman 121)





Kajian Puisi :
1.Tema :
Pada piuisi anak biasanya tema yang diambil adalah yang dekat dengan kehidupan si anak.
Sedangkan puisi diatas bertemakan “kesehatan”
2.Daya Bayang :
Penyair dalam puisi diatas menggunakan daya bayang pengulanagan kata “Aku anak sehat”
3.Rima :
· Rima Aliterasi
“Aku anak sehat” (baris 1,4,9)
“Tubuhku sehat dan kuat” (baris 5)
“Karena ibuku rajin dan cermat” (baris 11)
“Jika aku sakit diajak berobat” (baris 12)
(pada contoh diatas merupakan rima aliterasi yang berakhiran “t”)
· Rima Sempurna
“Setiap hari makanku banyak” (baris 2)
“Sejak bayi selalu dijaga dan dirawat” (baris 11)
· Rima Mutlak
“Aku anak sehat” (baris 1,5,9)
“Sayur dan buah tak pernah kulewatkan” (baris 3)
“Olahraga tak pernah kulewatkan” (baris 6)
4.Nilai :
· Nilai keindahan (estetika)
Puisi diatas menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh anak.
Kata-katanya sudah sering dikenal oleh anak sehingga anak bisa langsung mengerti apa maksud dari puisi.
Penggunaan sajak dalam puisi di atas befariasi. Dimana pada bait pertama menggunakan sajak bebas. Pada bait kedua menggunakan sajak aa, bb., dan pada bait ketiga bersajak aa,aa.
· Nilai pendidikan
Pada puisi diatas mengajarkan anak untuk hidup sehat dan selalu menjaga kesehatn mulai sejak anak-anak sehingga jika sudah dewasa akan terbiasa menjaga kesehatan dan tisak malas-malasan.

Selasa, 15 Desember 2009

Kajian Bahasa Indonesia Dosen Pak Umar Bag. 1

0 komentar
Tia, Bana, Yuan dan Weni sebelum perkuliahan dimulai^^

Pada kesempatan kali ini, saya akan menggambarkan sebuah sistem pembelajaran yang digunakan pada saat perkuliahan Kajian bahasa Indonesia, dengan dosen pengampu Bapak Umar Samadhy.

Dalam Blog ini, saya (Yuan) dan Bana bertugas membuat artikel untuk kegiatan perkuliahan Kajian bahasa Indonesia dengan Bapak Umar Samadhy sebagai Dosen pengampu. Sedangkan untuk Frisca, Vita dan Novi, masing-masing bertugas untuk membuat artikel tentang kegiatan perkuliahan kajian Bahasa Indonesia dengan bapak sukarir sebagai Dosen Pengampu.

Setiap dosen pasti mempunyai cara yang berbeda untuk menerapkan sistem pembelajaran pada saat kuliah berlangsung. Oleh karena itu, masing-masing dari kami membuat artikel tentang kegiatan perkuliahan Kajian Bahasa Indonesia agar dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan kami maupun mahasiswa lainnya dalam menerapkan sistem pembelajaran di masa yang akan datang.
Suasana di kelas ketika diskusi masing-masing kelompok berlangsung

Pada jam perkuliahan pada tanggal 15 Desember 2009, kami mendapatkan tugas untuk praktek mengajar di SD, dan ada 3 poin yang harus kami ajarkan, yaitu Puisi, Prosa dan Dramatisasi. Untuk Rombel kami, yang berjumlah 49 mahasiswa, kami membagi kelompok menjadi 7 kelompok dengan jumlah mahasiswa tiap kelompok 6 orang, dan 1 kelompok berjumlah 7 orang.

Kelompok kami berjumlah 7 orang, diantaranya adalah Siswanto, Hendi, Yuan, Bana, Weni, Ralistami, dan Lina. Saya satu kelompok dengan Bana.
Suasana ketika kelompok kami mengadakan diskusi bersama

Saat dikusi berlangsung, masing-masing kelompok membentuk lingkaran dan bergabung dengan anggota kelompoknya masing-masing. Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk memilih siswa kelas VI yang akan kami gunakan untuk praktek dan konsep-konsep apa yang akan kami gunakan.
Kelompok kami saat mencari bahan untuk pembelajaran di SD

Setelah mendapat surat pengantar, Hendi dan Siswanto wakil dari kelompok kami menuju SD Negeri 1 Karanganyar untuk melihat kondisi sekolah dan meminta izin kepada pihak sekolah untuk praktek mengajar di SD tersebut. Setelah disepakati, akhirnya kelompok kami akan melaksanakan praktek, besok pada tanggal 16 Desember 2009 pada pukul 07.30 WIB. kami harus segera menuju SD Negeri 1 Karanganyar dan memulai aktivitas kami sebagai mahasiswa yang praktek mengajar.


Semoga besok pagi kelompok kami dapat melaksanakan tugas ini sebaik-baiknya, amin...

Tunggu berita selanjutnya tentang pengalaman kami yang untuk pertama kalinya mengajar di SD.


diposkan oleh: Fasih Dwi Yuani

Minggu, 13 Desember 2009

Inspiring Teacher Training PGSD Unnes

0 komentar
detik-detik sebelum acara dimulai


Baru-baru ini, Organisasi rohis Firdaus mengadakan acara Inspiring Teacher Training PGSD Unnes 2009 diselenggarakan pada tanggal 12 dan 13 Desember 2009, dengan kontribusi sebesar Rp. 25.000,00 acara ini wajib bagi mahasiswa baru PGSD UNNES. Dari jam 07.00 WIB sampai 14.00 dengan dibagi menjadi 2 season, yaitu pada tanggal 12 dan 13 Desember 2009 denagn pembicara Bapak Muhammad Idris.

Saya bersama teman saya, Anisa Kusumastuti

Followers

Pengunjung Blog Ini

 

Catatan Kaki Copyright 2009 Fashionholic Designed by Ipiet Templates Sponsored by Tadpole's Notez